Deskripsi Biogas Karya Ksatria_Majapahit

BIOGAS






Deskripsi Tentang Biogas
Ditulis dan disusun oleh:
Abitha Purna Iswara Tarigan bre.Pinem
 Ksatria Majapahit
Tukang Bakso
Di Kab.Kepulauan Yapen,Kota serui




Biogas

*Pendahuluan*

Biogas berasal dari kata Bios Yang artinya hidup.
Sedangkan gas adalah salah satu zat yang terdiri dari
beberapa unsur atom,yang bukan unsur logam.Atau
bisa diartikan  yang keluar dari tungku atau perapian
tau juga dari lubang dubur makhluk hidup melalui
proses tertentu.jadi bila disimpulkan arti biogas adalah
gas yang dihasilkan dari bahan baku organik yang
berasal dari makhluk hidup melalui proses degradasi
atau adanya aktivitas anarobik.
Orang yang pertama kali mengaitkan gas bakar ini
dengan proses pembusukan adalah Alexandro Volta
,(1776).kemudian pada tahun 1806,seorang ahli kimia
Wiliiam Henry mengidentifikasikan gas yang dapat
terbakar disebut metan.Becham pada tahun 1868 yang
merupakan murid dari Louis Pasteur dan Tappeiner
pada tahun 1982 memperlihatkan asal mikrobiologis
dari pembentukan metan.
Alat pencerna anaerobik atau yang disebut digester
pertama kali dibangun di Eropa pada tahun 1900.
Tetapi pada tahun 1950 para pemakai Biogas di Eropa
mulai meredup atau menurun,hal ini dikarenakan
harga BBM semakin murah.
Diindonesia sendiri, para pengembang biogas
menjadi penting dan harus didukung oleh pemerintah
melalui dinas ESDM,Dinas Peternakan,dan
dinas Perindustrian.Mengapa saya katakan seperti itu?.
Alasannya harga minyak dunia yang sering naik,dan
Alam kita sudah jauh berbeda keadaannya
dibandingkan beberapa Tahun lalu.Apalagi keadaan
Atmossfer bumi yang kian berbeda, dikarenakan
Efek rumah kaca dan hal-hal lainnya.

*Biogas & Aktifitas Anaerobik*

Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik menjadi sangat populer,
karna dapat mengurai Limbah Biodegradble menjadi bahan bakar dan
mengurangi Limbah pembuangan yang bisa menimbulkan dampak negatif pada alam bumi ini.
Contohnya Limbah organik apabila tidak olah dengan baik dapat menimbulkan beberapa hal yaitu 
  1. Penumpukan limbah yang mencemari lingkungan dan ekosistem.
  2. Dapat menjadi penyebab penambahan penyebab kerusakan atmosfer.Alasannya apabila selalu menggunakan bbm dari hasil
  3. fosil dapat menambah kadar nitrogen yang ada di atmosfer.
Namun apabila menggunakan biogas tidak
menambah unsur nitrogen dan karbon di atmosfer.
karna unsur karbon dari Biogas berasal dari proses
fotosintesis sehingga bila dilepaskan kembali tidak
menambah unsur karbon di atmosfer itu sendiri.
Untuk itu Kita harus melakukan tindakan yang bijak
untuk mengurangi pemanasan global dengan berbagai
tindakan salah satunya melalui biogas ini.

Komposisi Biogas 

Biogas terdiri dari beberapa unsur gas yaitu sbb:

Komponen
%
  • Metana (CH4)
  • 55 -75
  • Karbondioksida (CO2)
  • 25 -45
  • Nitrogen (N2)
  • 0 -0,3
  • Hidrogen (H2)
  • 1 -5 
  • Oksigen (O2)
  • 0,1 - 0,5

*Kandungan Energi *

Nilai dari 1m3 Biogas adalah sekitar 6.000 Wattjam
yang setara dengan ½ liter minyak solar.

*manfaat Biogas*

Manfaat Biogas Dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Manfaat Langsung : 
a)Sebagai energi /Bahan Bakar.
Apabila instalasi biogas dibangun  dengan
menggunakan bahan baku yang berasal dari Kotoran
sapi dari 3 -4 ekor sapi,maka diperkirakan mampu
menghasilkan biogas yang setara dengan 3 Liter minyak
tanah.Berati Cukup untuk bahan bakar memasak untuk
1 keluarga yang terdiri dari 3- 5 orang anggota keluarga.

b)Sumber Energi Untuk Penerangan.
Seperti halnya penggunaan biogas sebagai bahan
bakar memasak tadi. Namun penggunaan Biogas tadi
sebagai bahan bakar untuk ganset Biogas.
Maka mampu bermanfaat sebagi energi penerangan.
Namun Sebagai energi penerangan diperlukan
bahan baku dari kotoran sapi berjumlah 9 - 12 ekor sapi
dan pembuatan digester berukuran 9m3.






c)Penghasil Pupuk siap pakai.
Selain bermanfaat sebagai bahan bakar, biogas juga
bisa bermanfaat untuk pertanian.mengapa demikian?.
Karna Limbah dari  hasil pembuatan biogas adalah
kotoran sapi yg sudah tidak lagi berbau
Kotoran tersebut dapat kita gunakan sebagai pupuku
ntuk tanaman.Proses pembuatan biogas mengandung Unsur
Nitrogen (N2) lebih tinggi dibandingkan unsur Karbon(C2),Hidrogen(H2),Oksigen(O2).
Dalam pembuatan biogas Unsur C2,H2,dan O2 akan membentuk Metana(CH4) dan CO2.
jadi tinggal Unsur N2 yang tinggal.
Sehingga Unsur N2 tersebut terdapat pada Limbah biogas yang akan dijadikan Sumber Pupuk Organik.

d). Mendukung pemerintah dalam mengurangi
subsidi BBM.
Apabila didalam setiap Kabupaten yang berpotensi
dalam Peternakan sapi,Maka dapat Dibangun juga
Kontruksi/Instalasi Biogas disetiap kabupaten Tersebut.
Jika hal ini dilakukan maka Setiap kabupaten dapat
menghasilkan Energi biogas sendiri.Dan juga perlu
Dukungan penduduk. Jika Pemakaian Biogas semakin
berkembang maka Pemerintahan Kabupaten dapat
mengurangi Anggaran Subsidi BBM.Dan Dana subsidi
BBm tersebut dapat dialihkan untuk hal- hal lainnya.

e)Akan Terciptanya Peluang Kerja. 
Apabila Pemerintah Dapat Membangun Instalasi
dalam Skala Besar,atau mendukung para Pengembang
biogas, maka dampaknya akan membutuhkan
Orang-orang Untuk dijadikan Pekerja untuk kelancaran
Produksi Biogas. Secara Otomatis akan Terciptanya
Peluang kerja.

2.Manfat Tidak langsung.
a)Dalam penerapan biogas secara tidak langsung
membantu mengurangi Pemanasan Global saat ini.
Karna Gas Metan(CH4) merupakan salah satu gas
rumah kaca(Green House Gas) bersama Karbondioksida
( CO2). apabila penggunaan Biogas dapat semakin
meningkat , secara tidak langsung mengurangi efek
Gas Rumah Kaca. alasannya telah dijelaskan dalam
Bagian *Biogas dan Aktifitas Anaerobik diatas.
Kini untuk mempermudah maka  akan saya tulis
dalam reaksi kimia sbb:
Dalam proses pemanfaatan metana(CH4) akan
Bereaksi dengan Oksigen(O2) disekitar maka
menghasilkan karbondioksida(CO2) dan hidrogen(H2O).
Untuk penyetaraan kimianya ditulis :
CH4 + O2 CO2 +H2O
Kalau kita lihat persamaan reaksi tersebut belum
sempurna karna ada perbedaan unsur Oksigen dan
Hidrogen. Untuk menyamakannya maka kita perlu
menambahkan Koefisien pada Unsur oksigen dan
hidrogen.Contohnya kita menambahkan koefisien 2
pada oksigen dan Hidrogen. Maka hasilnya dalam
persamaan reaksi kimianya menjadi:
CH4 +2 O2 CO2 +2H2O 
Sekarang disetiap Unsur sudah sama. Tinggal kita
menambahkan lambang wujud pada setiap zat.
Zat Padat wujudnya ditulis sebagai Solid(s),zat Cair
Ditulis wujudnya sebagai Liquid(l) dan Gas dalam
persamaan reaksi wujudnya ditulis sebagai g Dan
Wujud zat yg terlarut dalam air ditulis aq dalam
persamaan reaksi. Kini Persamaan reaksi kimia dalam
proses pembakaran metana yg bereaksi dengan oksigen
menjadi 
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2H2O(l) 

b). Melestarikan Hutan,Tanah Dan Air
Meningkatnya harga BBm maka akan mendorong
masyarakat yang tempat tinggalnya dekat hutan untuk
memilih kayu bakar sebagai alternatif pengganti minyak tanah sebagai bahan bakar sehari-harinya.
Dampaknya secara tidak langsung pula apabila semakin banyak masyarakat yang melakukan pebangan
Liar  maka Hutan bisa-bisa menjadi Gundul.
Maka dari itu Program Pengembangan Biogas harus mendapat dukungan.
karna meminimalisir penebangan secara liar.
sehingga pelestarian Hutan dapat Terwujud melalui Program Biogas ini.

c). Meningkatkan pendapatan Usaha Ternak.
Para pengembang Biogas memberikan Peluang bagi
pengusaha ternak.Contohnya Bagi Peternak Sapi.
Kotoran sapi dari peternakan mereka dapat mereka
olah sendiri menjadi Biogas dan biogas tersebut dapat
mereka gunakan sebagai bahan bakar rumah tangga.
Jadi para Peternak bisa lebih irit dalam pembelian
bahan bakar rumah tangga. Dan Limbah Biogasnya
dapat mereka Kemas dan mereka Jual.

*Proses Terbentuknya Gas*
Pada Umumnya Proses Terbentuknya biogas yaitu
melaui proses degradasi limbah dalam kondisi anaerob
pada bak pencerna (Digester).Secara garis besarnya ada
3 tahap proses terbentuknya gas yaitu
  1. Tahap Pelarutan dari bahan baku pembuatan biogas yang dari bahan organik yang mudah larut atau yang tidak mudah larut akan membentuk senyawa kimia.
  2. Tahap Asidifikasi adalah proses terbentuknya asam organik dalam pertumbuhan sel bakteri.yaitu Bakteri pseudomonas,flavobacterium,dan alcaliogenes
  3. Tahap metanogenik adalah Tahap Dimana Perkembangbiakan sel mikrobiologis dengan spesies tertentuBakteri pembentuk Metan.yaitu:Bakteri metan methanobacterium,methanosarcina,dan Methanococcus( Sahidu Dan Sirajuddin,1983).

Agar Proses pembentukan Biogas berjalan dengan l
ancar kita harus memperhatikan hal -hal seperti :
Kandungan Unsur C(karbon) Dan N (nitrogen) atau lebih dikenal dengan C/N rasio.
Didalam perubahan senyawa organik kotoran sapi
menjadi CH4(Metana) dan CO2(karbondioksida)
diperlukan syarat C/N Rasio 20-25. Karna dalam setiap
bahan organik mengandung C/N rasio yg Berbeda pula.
Contohnya Dalam Tabel dibawah ini: 

Nama Bahan 
Rasio C/N
  • Darah
3 :1

  • Tinja

  • 6 : 1 



  • Kotoran Babi



  • 25 : 1

  • Kotoran sapi

  • 18 :1 -  20 :1 



  • kertas



  • 150  : 1



  • Kotoran ayam



  • 10 : 1
    • Ganggang Laut

    25 : 1



  • Jerami Padi



  • 100 : 1



  • Serbuk Kayu



  • 50 : 1 - 60 : 1



  • Kopi bubuk(Endapan)



  • 21 : 1



  • Sampah Buah-buahan



  • 35 : 1

  • B) Udara
    Persyaratan penting dalam pembuatan biogas
    yaitu salah satunya sama selkali tidak diperlukan
    adanya udara yg masuk atau keluar dalam bak
    pencerna atau Digester. Karna harus benar-benar kedap
    udara.

    C).Temperatur
    Hal lainya persyaratan pembuatan biogas yaitu
    temperatur atau suhu disekitar bak pencerna
    (digester).karna berpengaruh dalam perkembang
    biakan bakteri pembentuk metan. Kondisi yang
    sesuai pada perkembangbiakan bakteri pembentuk
    metan
    yaitu pada suhu sekitar 30-35C.

    D).Pengadukan
    Bahan baku yang dari kotoran sapi yang diambil
    dengan keadaan tidak fresh atau baru,yang
    mulai ada kerak pada kotoran sapi tersebut
    maka kita dapat mengaduk kerak tersebut
    dengan alat penmgaduk. Supaya kerak yang
    mengandung senyawa lignin dapat terpecah
    pada bahan baku.karna dapat menghambat
    pembentukan gas metan oleh bakteri metan.
    E).Kandungan Air
    Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
    pembuatan biogas,kita harus memperhatikan satu
    syarat penting dalam pembuatan biogas. Yaitu
    Bahan baku dalam pembuatan biogas harus
    mengandung 7-9%bahan Kering( BK )
    Jadi dalam penambahan air pada bahan baku kita
    harus memperhatikan syarat tersebut.
    perbandingan air dan bahan baku pembuatan
    biogas adalah 1:1. Tentu sulit kita mengira-ngira
    berapa banyaknya air yg harus dicampur.
    Untuk itu untuk mempermudah pembuatan biogas
    dilapangan lebih baik memilih bahan baku yang berasal
    dari kotoran ruminansia contoh pada table dibawah ini.




    no
    Ternak
    Bobot
    Bobot kotoran Basah(kg)
    Bahan Kering
    (%)
    1
    Sapi pedaging
    520
    29
    12
    2
    Babi
    90
    7
    9
    3
    Domba
    40
    2
    26
    Sumber : Junus (1987),Google

    Lalu bagaimana cara menghitung berapa banyak air
    yang harus ditambahkan pada bahan baku dalam
    pembuatan biogas. 
    Contohnya: Kita membuat biogas dari kotoran sapi
    pedaging/sapi potong.

    Bobot Kotoran Dari sapi potong berat badan 520 kg
    =29 kg
    Bahan kering kotoran(BK) (%)
    =12
    Bobot kering kotoran = 12100 29
    =3,84 kg
    Bobot air dalam kotoran 29-3,84
    =25,52 kg
    Air yg ditambahkan agar BK 7%=10073,84
    =49,19 kg
    Jadi air yang ditambahkan = 49,71- 25,52=
    =24,19 kg

    Volume gas. Volume gas (V) diukur dengan mengukur
    kenaikan bejana tutup digester (t) menggunakan
    pengukur, dihitung menggunakan rumus berikut :
    V = π x r2 x t V = volume gas (l) π = 22/7
     r = jari-jari lingkaran
     t = tinggi silinder Tekanan gas.
     Tekanan gas diukur dengan menggunakan manometer
    yang dihubungkan dengan kran digester, dihitung
    dengan rumus (Sujahtra, 1990) :
     P = Po + ∫ x g x h 
    Po = tekanan atmosfer (1 atm = 76 cmHg = 1.033,3 g/cm2 )
     P = tekanan gas (N/m2 = pascal= Pa; atm; cmHg)
     ∫ = massa jenis air (1 g/cm3 = 1.000 kg/m3 )
     g = gaya gravitasi bumi (m/s2 )
     h = selisih permukaan air pada manometer (cm).
    Volume dan tekanan gas di atas kemudian dikonversi-
    kan ke dalam rumus hukum Boyle
    (Sastrohamidjojo, 2005), sebagai berikut :

     V x P = Vt x Pt
    Vt = Pt P x V 
    Vt = volume gas pada temperatur tetap (l)
     V = volume gas terukur (l)
    Pt = tekanan gas pada temperatur tetap (1 atm) 
    P = tekanan gas terukur (atm). 
    Volume gas yang terhitung di atas : (Vt) 
    dikonversikan ke dalam rumus hukum Gay-Lussac,
    yaitu volume gas pada tekanan tetap, sebagai berikut :

     Vt1 = Vt1+26-t/273 − + 273 t 26 1 
    Vt1 = volume gas pada tekanan tetap 1atm
     Vt = volume gas pada temperatur tetap 1atm
     26 = temperatur gas tetap 
     t = temperatur gas terukur C
    i 273
    = volume sembarang gas dengan massa tertentu pada
    tekanan konstan akan bertambah 
    1273 bagian dari volumenya untuk kenaikan suhu
    sebesar 10 C (Samiadi, 1987).,google

    * Instalasi Biogas *

      Pada umumnya pembuatan instalasi biogas
    prosesnya ada 3 wadah atau tempat.
    Yaitu: 
    • Wadah/tabung pencampuran bahan baku.
    • Wadah/tabung  pemroses atau yang disebut Digester.
    • Wadah/tabung  penampung Limbah biogas. 
    Untuk membangun  atau membuat instalasi biogas
    dapat menggunakan Tabung atau wadah yang terbuat
    dari:
    1. Konstruksi Batu bata
    2. Berbahan Plastik
    3. Drum
    4. Berbahan Metal/baja,


    1. Konstruksi Batu bata.

    Untuk Membangun instalasi biogas dengan membuat
    konstruksi batu bata harus memperhatikan hal-hal
    berikut.
    • Volume digester yang akan dibuat.
    • Bahan Baku yang berkualitas
    • Dimana letak digester yang cocok supaya suhu disekitarnya mendukung dalam pembentukan gas metan oleh bakteri metan.
    • Jauh reaktor dengan rumah minimal 2 meter,untuk meminimalisir terjadinya kebocoran.karna apabila jarak reaktor dengan rumah terlalu jauh maka dibutuhkan banyak pipa,II
    • Info dasar reaktor biogas mengenai ukuran-ukuran reaktor dan kuantitas bahan baku:
    SN
    Kapasitas pengolahan Tempat (m3)
    Produksi gas per/ hari (M3)
    Kotoran hewan yang dibutuhkan (kg)
    Air yang dibutuhkan per/ hari
    Jumlah ternak yang dibutuhkan /ekor
    1
    4
    0,8 - 1,6
    20- 40
    20-40
    3-4
    2
    6
    1,6 - 2,4
    40-60
    40-60
    5-6
    3
    8
    2,4 - 3,2
    60-80
    60-80
    7-8
    4
    10
    3,2 - 4,2
    80-100
    80-100
    9-10
    5
    12
    4,2 - 4,8
    100-120
    100-120
    11-12






    Untuk membuat Reaktor batu bata diperlukan
    langkah- langkah sbb:
    1. Menentukan Lokasi yang pas. Usahakan jangan terlalu jauh dari rumah.
    2. Menyiapkan Bahan baku/material yaitu
    a)Batu Bata Merah sebanyak ukuran digester yang
    akan dibuat.
    b)Pasir. (untuk pasir pilihlah yang berkualitas baik)
    c)Batu kerikil
    d)pipa besi Pvc ukuran ½ inch 
    e)sambungan pipa,Keran buka Tutup
    f)Manometer(alat pengukur tekanan gas)
    g)kompor gas
    3.membuat  digester yang akan digali.Pertama denga-
    n menggambar pola digester diatas tanah dengan
    menggunakan kapur.
    images.jpg4. Mulai melakukan penggalian sesuai gambar.
    Sumber,Google photo
    Penggalian dilakukan per ukuran bangunan
    seperti telah ditetapkan di dalam desain. Agar
    raktis, penggalian tanah harus dilakukan secara
    Vertikal. Apabila dijumpai genangan air yang
    menghambat penggalian, maka buatlah lubang
    baru yang lebih dalam di samping lubang reaktor.
    Lubang baru ini akan menampung genangan air
    dari reaktor melalui pipa di bawah tanah untuk
    kemudian disedot keluar. Apabila kedalaman
    galian
    telah sama dengan gambar, ratakan dan perkeras
    bagian dasarnya. Hal ini bertujuan agar dasar
    lubang tidak menyentuh tanah secara langsung.
    Selalu pastikan tanah sisa galian ditempatkan pada
    jarak setidaknya 2 m dari sisi lubang untuk
    memudahkan pekerjaan konstruksi selanjutnya. gambar lubang.jpg
    Sumber,Google photo
    Berhati-hati saat menggali sisi-sisi lubang karena
    tanah mudah runtuh.
    Gali fondasi manhole (aliran outlet) sepanjang fondasi
    reaktor seperti ukuran yang tertera dalam gambar
    desain. Tancapkan tiang-tiang secara horizontal di tanah
    dan atur hingga bersilangan satu sama lain serta
    membentuk sudut 90 derajat. Pastikan tiang ditancap-
    kan di tanah yang telah rata. Tiang vertikal akan
    memandu konstruksi dinding reaktor selanjutnya.
    Apabila dijumpai batu keras atau air bawah tanah
    sehingga penggalian kedalaman tidak akurat, maka
    lubang harus dibuat sedalam mungkin.
    5.Kontruksi reaktor
    Setelah lubang selesai dikerjakan, mulailah dinding reaktor.
    Tiang kayu dan kawat harus digunakan dalam
    pekerjaan ini.
    Poin-poin berikut harus diikuti saat membangun
    reaktor dan penampung gas:
    Rendam batu bata/batu di dalam air selama 10-5
    menit sebelum digunakan.
    Siapkan bahan adukan dinding batu bata/batu
    dengan perbandingan 1 bagian
    semen dan 3 bagian pasir.
     Di tengah-tengah lubang, letakkan pipa
    (pipa gas 0,5 inchi GI) tepat pada posisi tegak.
    Tiang atau pipa berat harus diletakkan melintang
    di tanah datar, juga di tengah-tengah lubang,
    untuk memperkuat pipa vertikal. Setelah itu,
    cek kembali pipa tegak dan pastikan posisinya
    sudah benar. Sekarang, ukur jari-jari dinding di
    lantai dengan menggunakan benang atau kawat
    yang terikat di tiang atau pipa tegak. Panjang
    benang atau kawat dapat dilihat dalam gambar.
    Ketebalan plaster (1,5 hingga 2 cm) harus
    ditambahkan ke dalam ukuran panjang ini. Batu
    bata atau batu yang penyusun reaktor harus
    benar-benar berjarak (Rd+ketebalan plaster)
    dari pipa vertikal. Setelah mendapatkan jari-jari
    reaktor, bentuk lingkaran harus digambar untuk
    memastikan dinding berbentuk bundar.
    Kemudian, dasar dinding berbentuk lingkaran
    reaktor.jpg(bagian leher) dibangun.
     Sumber,Google photo

    Bagian leher adalah lapisan adukan setebal 2,5 –
    3 cm yang diletakkan pada tanah dan tidak
    bersentuhan dengan lantai lubang yang digali di
    sepanjang bangunan.Pembangunan reaktor harus
    dimulai dari manhole terlebih dahulu. Pertama-tama,
    ruang selebar 60 cm ditambah ketebalan plaster harus
    ditandai. Berikutnya, letakkan batu bata/batu dengan
    mengikuti panduan benang pandu. Konstruksi dinding
    dilakukan dari satu sisi, baik searah jarum jam ataupun
    berlawanan arah jarum jam. Bagian depan dinding
    harus dirapikan dari dalam. Jika menggunakan batu
    bata, barisan pertama harus ditempatkan di sisinya
    sehingga dasar berukuran tinggi 5 cm dan lebar 20 cm.
    Barisan pertama harus diletakkan pada tanah yang
    padat. Barisan selanjutnya dapat diletakkan sesuai
    panjangnya sehingga ketebalan dinding mencapai 4,5
    inci. Tidak perlu membangun penyangga dinding,
    namun pengecoran di antara kedua dinding dan sisi
    lubang harus dilakukan dengan hati-hati.
     Pengecoran ini harus dilakukan pagi hari sebelum
    pekerjaan dimulai. Tanah harus benar-benar
    dipadatkan dengan menambahkan air dan digali
    di sepanjang lingkaran reaktor. Kurangnya kepadatan
    dapat menyebabkan keretakan di dinding dan kubah.
    Apabila batu digunakan dalam konstruksi dinding,
    maka dinding harus bertolak belakang dengan sisi
    lubang. Sebab, sulit melakukan penimbunan kembali
    dengan benar, dikarenakan bentuk batu tidak teratur. 
    Adukan semen yang digunakan harus menggunakan 1
    bagian semen dan 3 bagian pasir, atau 1 bagian semen
    dan 4 bagian pasir, tergantung kualitas pasir.
    Pada saat peletakan batu bata/batu
    , pastikan sela di antara batu bata
    atau batu diisi dengan adukan semen dan dipadatkan.
    Ketebalan adukan untuk bagian itu sekurang-kurangnya 15 mm.
    Pastikan adukan di lapisan itu tidak membentuk
    garis vertikal (retak).
     Pada saat ketinggian dinding mencapai 30 cm
    (untuk tempat pengolahan berukuran 4 dan 6 m3) dan
    35 cm (untuk ukuran tempat 8, 10 & 12 m3), pasang 2
    pipa inlet (satu untuk mengalirkan kotoran hewan dan
    satuya lagi untuk kotoran manusia). Pipa-pipa ini
    harus diposisikan saling berlawanan dari pembukaan
    parit. Kemiringan tanah untuk pipa sekurang-kurangnya 60° di atas permukaan tanah. 
    Pastikan panjang pipa inlet memadai untuk konstruksi
    lantai, sekurangnya 15 cm lebih tinggi dari tingkat
    overflow bio-slurry di dinding outlet. Untuk mengurangi resiko tersumbat,
    pipa inlet diletakkan dengan arah vertikal.Tinggi dinding diukur dari atas lantai yang sudah dicor setebal 7-10 cm.
    Cek gambar untuk ketinggian dinding. Tepat berhadapan dengan pipa inlet,
    rongga berukuran 60 cm harus disisakan di dinding yang berfungsi sebagai manhole.
     Bio-slurry yang telah diproses secara anaerob
    mengalir menuju tangki outlet melalui pembukaan ini.
    Pipa inlet dari kakus harus diletakkan sedekat mungkin dengan pipa
    inlet kotoran hewan dengan jarak maksimal 30 derajat dari garis tengah manhole.
    Tahap selanjutnya adalah pembuatan lantai.
    Pecahan batu-bata atau batu harus dicor
    di tanah yang telah dipadatkan.
    Setelah proses pemadatan lapisan batu selesai,
    beri lapisan beton dengan perbandingan 1:2:4 PCC dengan baik. 
    Di wilayah yang tanahnya tidak mampu menahan
    berat atau memiliki genangan air yang relatif tinggi,
    lantai harus dibangun dengan beton semen tanpa campuran (1:2:4)
    sebelum membangun dinding.
    Ketika reaktor mencapai ketinggian yang benar, bagian
    dalam harus diplaster dengan lapisan semen halus dengan campuran 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.

    Contoh gambar reaktor Biogas dari Kontruksi batu bata.
    (gambar dari google)

    6.Pembuatan Kubah reaktorS
    Setelah pembangunan reaktor selesai,
    buatlah bentuk lengkung (kubah) yang berfungsi
    Sebagai tempat penampungan gas. Pembangunan
    dilakukan dengan mencampur semen
    Portland: pasir: kerikil dengan perbandingan 1:2:3
    dibantu cetakan tanah yang disiapkan dari timbunan tanah di sekitar reaktor
    . Sebabelum membangun kubah, bagian dalam reaktor harus diisi dengan timbunan
    tanah yang dipadatkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka tekanan tanah dapat
    menimbulkan retakan pada reaktor. Sebuah pipa harus dipasang pada sumbu tengah lantai. 
    Ujung pipa ini harus menyembul 2,5 cm dari cetakan tanah.
    Setelah penimbunan selesai, pipa tegak bisa
    dikeluarkan dengan cara ditarik.
    Pipa itu diganti dengan pipa yang lebih pendek
    berdiameter 0,5 inci, dengan panjang kira-kira 1 m.
    Sekarang, cetakan kubah dapat digunakan.
    Bagian atas cetakan tanah harus bersih ketika
    proses pencetakan dilakukan. Cetakan itu bisa
    digunakan untuk memeriksa kepadatan tanah di
    bagian atas dan di bagian samping. Lebih jauh lagi,
    bagian cetakan yang mengenai reaktor harus sesuai
    dengan keliling dinding itu. Hal ini penting ketika
    cetakan tanah selesai dipadatkan.
    Tekanan tanah ditekan setelah pengecoran kubah,
    ditambah beban sendiri dan beban coran, maka
    akan menyebabkan keretakan. 
    Tanah yang dipakai untuk cetakan harus lembab
    untuk mencegah penyerapan air semen.
    Ketika bentuk cetakan tanah sudah menyerupai
    kubah, pasir halus ditebarkan di permukaan cetakan
    . Sisa pasir dan tanah yang berlebih di atas reaktor
    harus dibuang. Sebelum memulai mengecor, harus
    tersedia jumlah pekerja yang cukup dan material
    seperti pasir,semen,dan krikil.

    kubah.jpg

    Contoh Gambar diambil dari google .
    Pengecoran harus dilakukan cepat dan serapi
    mungkin tanpa berhenti. Setiap jeda waktu
    pengerjaan akan memberikan efek buruk untuk
    kualitas pengecoran. Secara terus-menerus,
    pasokan beton yang cukup (campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) harus disiapkan oleh tukang.
    Campuran yang diaduk selama lebih dari 30 menit tidak diijinkan untuk digunakan sebagai bahan pengecoran. 
    Sebelum mengecor, bagian atas dinding juga
    harus disiram dengan air semen.
    Pengecoran kubah dimulai dari atas manhole,
    dengan mengecor balok setebal 25 cm yang berfungsi sebagai fondasi dinding.
    Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga ketebalan dari kubah selama dicor, contoh,
    ketebalan ujung harus melebihi ketebalan bagian tengah.
    Untuk reaktor volume 4 dan 6 m3 , ketebalan di ujung harus 15 cm dan di tengah 7 cm. 
    Begitu juga untuk reaktor ukuran 8, 10, dan 12 m3 , ketebalan di ujung harus 20 cm dan di tengah 7 cm.
    Pipa kecil di atas cetakan harus tetap dijaga sampai pipa gas utama dipasang,
    sehingga posisinya akan tepat di tengah-tengah kubah. Setelah pengecoran,
    beton harus terlindung dari sinar matahari langsung, sehingga harus ditutup dengan karung semen atau tikar jerami.
    Perlindungan ini harus dibiarkan selama, paling tidak, 1 minggu. Kubah cor juga harus diperciki air selama 3 atau 4 kali sehari, yang jug disebut curing.

    7.Memplester Reaktor dan Kubah
    Kepekatan gas dari penampung adalah hal
    terpenting untuk mengetahui keefektifan reaktor biogas.
    Jika gas yang disimpan dalam penampungan lepas melalui pori-pori kecil,
    pengguna tidak akan dapat menggunakan gas itu.
    Keseluruhan investasi akan sia-sia apabila penampung gas tidak dibangun sempurna.
    Setelah kira-kira satu minggu, tergantung suhu tanah, maka cetakan tanah dapat dipindahkan dari manhole.
    Ketika semua tanah sudah dipindahkan, permukaan penampung gas harus dibersihkan dengan cara menggosoknya menggunakan air dan sikat besi.
    Seluruh permukaan kubah harus dibersihkan sebelum diplaster.
    Setelah dibersihkan, lapisan plaster harus dipasang agar tempat penampung gas mampu menahan gas dengan sempurna.
    Selanjutnya Untuk memplester Reaktor dan
    kubah harus benar-benar rata dan rapi agar
    tidak terlihat jelek dan juga supaya gas tidak
    keluar nantinya.

    8.Pembuatan inflet
    asanya inlet baru dibangun setelah outlet selesai dibangun; namun bisa saja keduanya dikerjakan bersamaan.Inlet dibangun untuk mencampur kotoran hewan.
    Di dalam inlet, kotoran hewan akan bercampur dengan air sehingga menghasilkan campuran dengan kandungan padat sekitar 8-10%. Untuk membangun Inflet terlebih dahulu buatlah alat pengaduk seperti contoh gambar dibawah ini:
    bio.jpgContoh gambar dari google.
    Lalu setelah alat pengaduk jadi lakukan tahap berikutnya.yaitu mulai menempatkan  Pipa inlet ditempatkan sejajar dengan posisi tiang pipa gas utama dan overflow outlet.
    Permukaan berbentuk lingkaran, tapi pondasinya berbentuk persegi. Ketinggian dasar bangunan dapat ditentukan dengan cara lantai tangki inlet ditempatkan lebih tinggi kira-kira 15 cm dari overflow outlet.
    Setelah dasar bangunan dibangun, bagian bundar dari tangki inlet juga harus dibangun sebagai tempat percampuran kotoran dan air. 
    Sebelum memulai pembangunan dinding melingkar inlet, persiapan-persiapan dapat dilakukan pada dasar bangunannya di tempat proses percampuran berlangsung.
    Pembangunan tempat percampuran ini sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan kemudahan operasional,
    tetapi juga untuk memperbaiki kualitas campuran. Untuk menentukan posisi ketepatan tempat percampuran, poros harus diletakkan di tengah-tengah lantai inlet. Kemudian, lantai inlet dibangun.
    Pada permukaan yang selesai dikerjakan, buatlah tanda bundar dengan menggunakan benang atau kawat untuk menentukan bagian dalam tangki.
    Dinding melingkar inlet sekarang sudah dapat dibangun dengan memakai batu bata secara melingkar mengikuti tanda yang telah dibuat.
    Pada saat ketinggian bundaran lubang telah mencapai 45 cm, batang pengikat mixer harus dipaskan untuk mengencangkan mixer.
    inflet.jpg Gambar diambil dari google.

    Mixer harus benar-benar bersatu dengan bangunan itu, sehingga mudah digunakan, efektif dalam proses pencampuran, dan tahan karat.
    Bagian baja yang mengenai bio-slurry perlu dicat. Tinggi dinding saluran masuk harus mencapai 60 cm. 
    Tinggi keseluruhan termasuk dasar saluran adalah 90 cm. Pada kasus tertentu, ketinggian dari tanah harus di atas 100 cm. 
    Setelah dinding bundar telah dibangun, biarkan hingga adukan kering sempurna. Kedua bagian tangki diplaster menggunakan adukan semen (1 bagian semen : 3 bagian pasir). Bagian dasar tangki setidaknya harus 15 cm di atas overflow dinding outlet. Posisi pipa saluran masuk di lantai harus disesuaikan sehingga tiang dan batangan pipa dapat masuk tanpa ada menyulitkan penutupan sementara, jika perlu dilakukan. 
    Apabila posisi pipa saluran masuk tidak benar, dinding saluran tersebut harus dijebol sedikit untuk memasukkan batangan atau tiang ke dalamnya. Untuk kasus toilet yang terhubung dengan tempat pengolahan, maka lebih baik membangun tempat tanpa saluran atau pengumpul. 
    Sebab, tempat semacam ini membutuhkan lebih banyak air untuk mengalirkan kotoran, sehingga air dalam digester dapat mempengaruhi massa genangan hidrolik dan jumlah zat padat di dalam slurry. Tidak mungkin memblok kembali pipa jika menggunakan pengumpul. Pipa saluran masuk dari toilet tidak boleh berjarak radius 30° dari garis tengah. Selain itu, tingkat tampungan toilet sekurangkurangnya 20 cm di atus katup limpah dinding saluran keluar.

    2.Tahap akhir pengerjaan dan pengecekan.

     Tahap Akhir Pengerjaan dan Petunjuk Penggunaan ke Para Pengguna Apabila pekerjaan konstruksi telah selesai, area di sekitar pembangunan harus dibersihkan. Sisa bahan bangunan harus dibuang. Bagian atas kubah harus diisi dengan tanah yang berfungsi sebagai insulin perlindungan tempat pengolahan.
     Bagian luar outlet dan dasar inlet harus diisi dengan tanah yang dipadatkan. Sistem drainase yang baik harus dijalankan untuk menghindari air hujan masuk ke dalam reaktor biogas. Setelah pekerjaan konstruksi benar-benar selesai, mandor harus memberikan
    pengarahan kepada para pengguna mengenai pengoperasian dan pemeliharaan tempat pengolahan.
    Pentingnya memasukkan bahan baku sesuai ketentuan setiap hari, pengoperasian alat, hal-hal yang harus diperhatikan saat mengoperasikan tempat pengolahan, dan lain-lain, harus dijelaskan sebelum mandor meninggalkan tempat pembangunan. Informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek kegiatan operasional berikut harus disampaikan kepada para pengguna: Pengisian bahan baku awal dan harian untuk tempat pengolahan.
    penggunaaan katup utama.
     Pemeriksaan kebocoran. Penggunaan saluran air. Pembersihan outlet. Proses kompos/pemeliharaan lubang kompos. Pelumasan keran gas. Pembersihan kompor gas. Pembersihan lampu gas. Masuk ke lapisan scum. 
    Membaca meteran ukur tekanan gas dan menyesuaikan aliran gas seperti tertera pada meteran. k. 
    Pemeriksaan Kerapatan Gas dan Air Setelah tahap pembangunan dan instalasi pipa serta peralatan pendukung selesai, dan sebelum memasukkan bahan baku kotoran dan air, reaktor biogas harus diperiksa kekedapan air (pada reaktor) dan juga kekedapan gasnya (pada penampungan gas – kubah dan sistem pengaliran – pipa dan peralatan). Apabila tempat reaktor tidak mampu menahan air, maka akan berisiko terjadi kebocoran. Reaktor biogas yang bocor juga menyebabkan kerusakan mutu pupuk alaminya.
    Sama halnya, jika penampung gas tidak kedap, gas yang diproduksi akan menguap ke udara yang menyebabkan kurangnya ketersediaan gas (pada skala kecil) dan bahaya untuk lingkungan (pada skala besar). 
    Dengan kata lain, efisiensi dan efektivitas reaktor biogas sangat tergantung pada daya tampung dan kekedapan tangki penyimpanan gas, pipa dan peralatan pendukung lainnya, serta kekedapan air dari reaktor. Unit produksi biogas kecil yang digunakan dapat mengurangi gas CO2. Namun, reaktor biogas itu memproduksi metana, CH4, yang lebih kuat dari gas rumah kaca. Maka dari itu, penyebaran gas (kebocoran metana) dari unit ini sangat penting bukan hanya dari sudut pandang efisiensi produksi dan keamanan, namun juga kelestarian iklim dan lingkungan hidup.
     Banyak dari unit ini, kecuali di Nepal, terdiri dari kubah batu yang sebagian dibangun di tanah, tempat metana diproduksi. Terdapat beberapa metode yang dapat dipraktikkan untuk mengecek kekedapan air dan gas dari reaktor biogas. Namun demikian, metode pengujian ini haruslah sesederhana mungkin sehingga dapat dilaksanakan di tingkat bawah dengan kebutuhan waktu dan tenaga yang sedikit. Cara paling sederhana untuk uji coba dijelaskan dibawah ini:
     Mengecek Kekedapan Air Setelah pekerjaan tahap akhir dalam reaktor selesai, harus benar-benar dicek apabila ada retakan, meski hanya kecil di dinding dan lantai. Apabila retakan terlihat, maka dapat diperbaiki dengan memplaster dan mendempul. 
    Biarkan begitu selama 3 - 4 jam hingga dinding menyerap air. Tandai tingginya air atau bio-slurry pada dinding outlet ketika ketinggian air stabil. Biarkan selama 24 jam dan kembali cek tingginya air. Amati perubahan ketinggian air setelah 24 jam. Ukur perbedaannya. Apabila tingkat susutnya air lebih kecil dari 3 cm di tempat pengolahan berukuran kecil (4 dan 6 m3) dan kurang dari 4 cm di tempat pengolahan yang besar (8 dan 10 m3), maka reaktor dikatakan kedap air. Akan tetapi, apabila tingkat susutnya air melebihi dari 4 cm dalam waktu 24 jam, maka reaktor tidak kedap air.
    Apabila penyusutan air berlangsung secara bertahap, tunggu sampai ketinggian permukaan air menjadi statis. Air yang susut kemudian berhenti pada ketinggian tertentu menandakan kebocoran terjadi di atas ketinggian tersebut. Jika ketinggian air terus susut hingga lantai, maka kebocoran mungkin terjadi di dasar dinding atau di lantai. Lapisan tipis plaster (5 - 7 mm) (perbandingan 1:3) yang mampu menahan air harus digunakan di dinding reaktor untuk mencegah kebocoran. 

    *Latar Belakang Penulisan*


    Pendeskripsian Biogas Ini saya Buat dari pemikiran saya sendiri dan Kata-kata saya sendiri.
    Walau saya dapat bahan dari Warnet. Asal Muasal kenapa saya begitu Tertarik pada Biogas Karna Ada Filosofi Hidup Yang saya ambil Dari Biogas Ini.
    Dan Saya Terinspirasi Oleh Bpk.Prof.Dr.Purnomo Yusgiantoro Yang merupakan Tokoh Energi,Mantan Mentri ESDM,dan terakhir Menjabat sebagai Mentri Pertahanan pada saat periode kepemimpininan SBY.
    Beliau Merupakan Tokoh Idola Saya Sejak Kecil.
    saya Ingin sekali Seperti Bpk.Purnomo Yusgiantoro yang
    Membanggakan daerah asal yaitu Semarang dan Membanggakan Indonesia di Seluruh Dunia.
    semoga Saja tulisan ini dapat Bermanfaat.Dan Saya akan Terus kembangkan Biogas sampai kapanpun.
    Dan saya sudah Mulai memulai praktek uji coba Biogas di Papua dan berharap ada orang -orang yang mau bekerjasama dan mendukung pengembangan biogas dengan pendanaan riset dan pengembangannya,
    Ci Karna selama 3 tahun saya berniat ingin mengembangkan biogas namun apa daya saya hanya orang tak punya untuk dana riset dan praktek lapangan
    Saya akan Berusaha Untuk Bisa membuat bangga Seluruh Keluarga,Asal Daerah, Dan Saya akan Lakukan pengembangan biogas Untuk Indonesia untuk keadaan Bumi yang lebih baik.Dan Untuk dunia.


    Comments

    Popular posts from this blog

    SAMPAH YANG BERGUNA

    Perjalanan Di Kabupaten Asmat